Selasa, 22 Februari 2011

Hakikat dan Asas Pengabdian kepada Masyarakat

(tulisan ini adalah kelanjutan dari artikel yang berjudul ”Sejarah Sosial Pengabdian kepada Masyarakat” atau dapat anda lihat di link ini: www.mudjiarahardjo.com)

Kini sudah semakin diterima bahwa pengabdian kepada masyarakat adalah “pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni langsung kepada masyarakat secara melembaga melalui metodologi ilmiah sebagai tanggungjawab luhur perguruan tinggi dalam usaha mengembangkan kemampuan masyarakat sehingga dapat mempercepat tercapainya tujuan pembangunan nasional” (Slamet, 1986).

Konsepsi luas pengabdian kepada masyarakat sebagai pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dapat meliputi pengertian-pengertian sebagai berikut:

Pertama, penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sebagai produk yang seyogianya dan dimanfa­atkan oleh masyarakat. Kegiatan ini merupakan pendidikan non-formal pada masyarakat luas melalui kegiatan pendidikan dan latihan, kursus-kursus, lokakarya, seminar, simposium, pameran dan melalui media komunikasi massa. Kegiatan yang bersifat edukatif ini dapat menunjang perkembangan masyarakat gemar bela­jar (learning society) dan pendidikan berkesinam­bungan (continuing education) selaras dengan asas pendidikan seumur hidup (lifelong education).

Kedua, penerapan ilmu pengetahan, teknologi, dan seni yang relevan dengan kebutuhan masyarakat serta tuntutan pembangunan. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sebagai tanggungjawab yang luhur perguruan tinggi dalam usaha mengembangkan kemampuan masyarakat agar masyarakat sendiri melalui kegiatan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni pada masyarakat selain untuk memperoleh manfaatnya juga untuk mengetahui kesahihan dan ketepatan suatu teori, generalisasi serta konsep-konsep ilmiah.

Ketiga, pemberian bantuan keahlian pada masyarakat dalam memecahkan masalah pembangunan. Keterlibatan pergu­ruan tinggi secara aktif untuk membantu masyarakat dalam proses pembangunan, atas dasar kesadaran dan tanggungjawab profesional, bahwa dalam masyarakat masih kekurangan tenaga ahli yang ter­didik dan terlatih. Para sarjana, cendekiawan, tenaga ahli, dan para mahasiswa yang ada pada Perguruan Tinggi harus dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat demi keberhasilan pembangunan.

Keempat, pengembangan hasil-hasil penelitian yang menurut hasil penelaahan perguruan tinggi dapat diman­faatkan untuk kepentingan masyarakat dan pemba­ngunan sehingga hasil-hasil penelitian tersebut dapat langsung bermanfaat bagi masyarakat dan pem­bangunan.

Pelaksanaan darma pengabdian kepada masyarakat secara ilmiah sesuai dengan martabat perguruan tinggi disam­ping harus dilandasi filsafat dan arah serta tujuan yang jelas, juga harus berpegang pada asas-asas dan metoda ilmiah yang memungkinkan dikembangkannya prog­ram-program pengabdian kepada masyarakat secara inovatif serta relevan dengan tantangan kebutuhan dan permasalahan masyarakat dan kebutuhan pembangunan.

Adapun asas-asas yang seharusnya dipergunakan dalam melaksanakan setiap program dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan landasan kesejarahan, ideal filosofis, dan judisial tersebut adalah seba­gai berikut:

Pertama, asas kelembagaan. Program dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat harus dilaksanakan secara melembaga. Asas kelemba­gaan yang dimaksud merupakan tata nilai, norma dan pengorganisasian yang dianut oleh perguruasn tinggi di Indonesia sebagai satu sistem. Penyelenggaraan setiap program dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh Universitas dapat pula dilaksanakan baik oleh perorangan maupun oleh kelompok sivitas aka­demika yang pada hakikatnya adalah atas nama lemba­ga, yakni perguruan tinggi yang bersangkutan seba­gai lembaga ilmiah. Karena itu setiap pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat pada akhirnya harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, norma­tif, organisasitoris, serta administratif oleh unsur-unsur pimpinan maupun keseluruhan pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan.

Kedua, ilmu amaliah dan amal ilmiah. Landasan ideal dan filosofis Pancasila, epistimolo­gis serta etika ilmu pengetahuan seharusnya menji­wai serta menjadi motivasi untuk mengamalkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang dibina dan dikembangkan oleh perguruan tinggi sehingga bermanfaat bagi masyarakat. Niat dan moti­vasi yang murni ialah secara ikhlas untuk mengabdi bagi kepentingan masyarakat dengan mengamalkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah dikua­sainya, bukan karena kepentingan pribadi ataupun mencari keuntungan materi.

Ilmu-amaliah tersebut sebagai perwujudan tanggungjawab luhur dan kepekaan sosial sivitas akademika terhadap masalah-masalah yang timbul dalam masyara­kat untuk membantu masyarakat dengan ilmu pengeta­huan, teknologi, dan serii sehingga masyarakat lebih meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Dengan demikian sivitas akademika sebagai kelompok pemikir dan pengabdi masyarakat secara aktif berinisiatif, kreatif atau inovatif berlomba-lomba berbuat kebajikan dalam mengamalkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperlukan oleh masyarakat dan pembangunan. Sehubungan dengan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh sivitas akademika sebagai masyarakat ilmiah, maka seharusnya merupakan amal ilmiah, artinya menggunakan metodologi ilmiah baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya sebagai salah satu ciri utama. Dengan demikian tidak saja ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diterapkan, dikembangkan atau disebarluaskan pada masyara­kat benar-benar dirasakan manfaatnya, tetapi pelak­sanaan kegiatan tersebut secara teknis, ekonomis, sosial, etis dan politis dapat dipertanggungjawab­kan sebaik-baiknya.

Ketiga, asas kerjasama. Pelaksanaan program dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh perguruan tinggi sesungguhnya merupakan usaha bersama antara perguruan tinggi dan pihak-pihak masyarakat yang dibantu atau yang men­jadi mintra kegiatan. Kerjasama ini harus dijiwai semangat kekeluar­gaan dan gotong-royong, yang saling menunjang dan saling menguntungkan sehingga mencapai tujuannya, yakni hasilnya benar-benar bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Azas kerjasama hendaknya tercermin dalam lingkungan di dalam perguruan tinggi sendiri, antar perguruan tinggi maupun antar perguruan tinggi dengan masyarakat dalam arti luas. Setiap program dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat mendayagunakan kemampuan sumber dan sumber daya yang ada di perguruan tinggi dan dalam masyarakat.

Keempat, asas kesinambungan. Program dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh perguruan tinggi sebaiknya dilakukan secara berencana, sistematis, terpadu dan terarah serta berkesinambungan. Masyarakat akan berkembang sede­mikian rupa sejalan dengan perkembangan ilmu penge­tahuan, teknologi dan seni. Perubahan dan perkem­bangan masyarakat ke arah kemajuan memerlukan usaha sadar berencana dan proses pelak­sanaan secara bertahap dan berkesinambungan. Oleh karena itu program dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebaiknya tidak dilakukan sekali selesai dan lalu ditinggalkan. Tetapi seharusnya menurut program dalam jangka waktu tertentu yang dapat diikuti tahap-tahap perubahan, kemajuan maupun kendala atau hambatannya untuk segera dapat diketa­hui tingkat keberhasilan dan kelemahannya melalui evaluasi serta kajian ulang baik terhadap proses maupun hasil akhir serta dampaknya. Dengan asas kesinambungan diharapkan pelaksanaan program dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat me­nunjukkan hasil-hasilnya secara nyata.

Kelima, asas mendidik dan mengembangkan. Program dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat harus men­cerminkannya sebagai lembaga pendidikan dan lembaga ilmiah. Sesuai dengan kedudukan, fungsi dan peran perguruan tinggi, maka peran yang sebaiknya ditampilkan oleh program dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ialah bersifat mendidik dan mengembangkan masyarakat. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat oleh perguruan tinggi bersifat membantu masyarakat dan penanggungjawab serta pelaksana pembangunan, sehingga atidak lantas mengambil alih tugas-tugas masyarakat dan aparat pembangunan maupun tidak serba memberi kepada masyarakat. Asas mendidik dan mengembangkan harus diperhatikan, kare­na tujuan pengabdian kepada masyarakat oleh pergu­ruan tinggi bersifat membantu untuk mengem­bangkan kemampuan masyarakat agar mampu mandiri dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam pembangunan dan menghadapi perubahan-peru­bahan secara lebih baik.

Perlu disadari bahwa sejalan dengan tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh bangsa kita, maka peranan yang diharapkan perguruan tinggi akan semakin penting artinya dalam rangka menun­jang keberhasilan pembangunan nasional dan daerah. Sehubungan dengan itu, perlu ada pemi­kiran dan usaha secara konsepsional yang sepadan dengan harapan tersebut untuk memantapkan kemampuan pengabdian kepada masyarakat melalui metodologi ilmiah sehingga relevan dan berperan dalam menunjang keberhasilan pem­bangunan demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Walhasil, prakarsa untuk menggagas, membahas, merancang, dan akhirnya melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat berbasis riset integrasi ilmu harus dipandang sebagai usaha terus-menerus untuk menyegarkan dan meningkatkan tanggungjawab kemasyarakatan Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Pengabdian Cinta

Setiaku padamu
Tiada habis terlayani
Pengabdian janjiku
Segala ingin tercukupi

Aku jatuh cinta
Takdir aku hidup denganmu
Pengertian cinta
Sepanjang umurku
Aku jatuh cinta
Hidup ini indah karenamu
Menjalani cinta
Sehati denganmu, hidupku

Indah semua waktu
Bila adamu menyayangku
S'gala indah dirasa
Yakin abadi kisah kita

Tiada takut diriku
Bila di sampingmu
Ingin s'lalu selamanya bersamamu
Ingin kau ada di sini
menemani aku 

Kesehatan

Kesehatan

Push-up merupakan salah satu cara menjaga kesehatan
Untuk gampong di Aceh, lihat Kesehatan, Karang Baru, Aceh Tamiang.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
[1] Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
[2] Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.[3] Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.
[3] Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek.[4] Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang.
[4] Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
[5]

Daftar isi

1 Kesehatan Menurut Undang-Undang
2 Tujuan Kesehatan Dalam Segala Aspek
2.1 Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
2.2 Tujuan Pembangunan Kesehatan
3 Dasar-Dasar Pembangunan Kesehatan
4 Referensi
5 Pranala Luar
Kesehatan Menurut Undang-Undang

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:[6]
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna


Bila kita sehat kita akan menikmati hidup lebih indah
Tujuan Kesehatan Dalam Segala Aspek

Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup.[7] Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.[7]
Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua, secara umum dan secara khusus.[8] Tujuan dan ruang lingkup secara umum, antara lain:[8]
Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular.
Adapun tujuan dan ruang lingkup secara khusus meliputi usaha-usaha perbaikan atau pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia, yang di antaranya berupa:.[8]
Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.
Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat.
Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran hutan, dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup lain dan menjadi penyebab terjadinya perubahan ekosistem.
Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan, industri, rumah sakit, dan lain-lain.
Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan cara memutuskan rantai penularan penyakitnya.
Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.
Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja.
Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program kesehatan lingkungan
Tujuan Pembangunan Kesehatan
Untuk jangka panjang pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk tercapainya tujuan utama sebagai berikut:[9]
Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.
Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
Peningkatan status gizi masyarakat.
Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
Pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin diterimanya norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
Dasar-Dasar Pembangunan Kesehatan

Dasar-dasar pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah sebagai berikut:[9]
Semua warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal agar dapat bekerja dan hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan rakyat.
Penyelenggaraan upaya kesehatan diatur oleh pemerintah dan dilakukan secara serasi dan seimbang oleh pemerintah dan masyarakat.

Nabi Muhammad SAW Teladan Seluruh Umat

Sesungguhnya pada diri Rasulullah (Muhammad) terdapat teladan yang baik.
(QS Al-Ahzâb [33]: 21)

Setidaknya, ada tiga pelajaran berharga yang bisa kita petik dari sosok Muhammad, sang rasul penyebar agama Islam. Pertama, ketekunannya dalam melakukan ibadah. Kedua, kepeduliannya terhadap persoalan sosial. Ketiga, kehidupannya yang tidak diperbudak oleh nafsu duniawi.
Muhammad melakukan ritual ibadah, antara lain dengan shalat, zikir, puasa, zakat, haji, dan lain-lain. Dalam momen ibadah ritual, kita berusaha “berinteraksi” dengan Allah, Tuhan yang mengenggam alam semesta dan mengendalikan kehidupan. Dengan beribadah, kita memasuki keheningan dan terus-menerus memperbarui ikrar untuk meneguhkan ikatan batin kita dengan kehidupan.

Dalam momen ibadah ritual, seseorang juga berusaha mengasah ruang “batin” dan “ruhani”-nya terus-menerus agar bisa menapaki kehidupan secara lebih baik, indah, bijak, dan bermakna. Dengan beribadah pulalah, kita berusaha menyelami kesejatian untuk melampaui fenomena duniawi yang fana dan sementara. Kita saat ini menapaki “alam dunia”. Alam yang pernah kita lalui adalah “alam ruh” dan “alam rahim”, sementara dua lainnya yang akan kita jelang adalah “alam barzakh” dan “alam akhirat”.

Kembali pada persoalan ibadah ritual; karena setiap manusia dalam kesehariannya—sadar atau tidak—sering kali terpancing (lagi) untuk melakukan hal-hal yang buruk, jahat, dan tidak terpuji, maka ruang batin dan ruhaninya sebaiknya terus diasah dalam suasana yang tenang, khusyuk, dan hening. Nafsu-nafsu destruktif yang potensinya ada pada diri setiap manusialah yang harus terus-menerus dikendalikan, antara lain, dengan laku-laku ritual semisal shalat, zikir, puasa, dan haji.

Kalau kita cermati secara kritis, momen ritual pun sebenarnya menyimpan makna moral dan sosial yang cukup kental. Dalam Islam, ritual bukanlah hal yang steril dari persoalan sosial. Ritual, dengan demikian, bukan merupakan tindakan untuk menghindar  (eskapisme) dari persoalan sosial yang nyata dan mengelilingi kehidupan manusia setiap hari.

Sufi yang Peduli Sosial

Tak diragukan lagi, bercermin dari sejarah kehidupannya, Muhammad adalah sosok manusia yang terlibat aktif dalam persoalan sosial serta melakukan upaya transformasi sosial yang nyata. Kepedulian sosial Muhammad, antara lain tampak dari sepak terjangnya dalam membantu dan membela kaum miskin, sengsara, dan tertindas di satu sisi, serta melawan komunitas (baca: rezim politik dan ekonomi) yang otoriter dan zalim di sisi yang lain. Komunitas yang otoriter dan zalim ini misalnya adalah orang-orang Quraisy yang kaya dan berkuasa.

Muhammad juga sering mendamaikan beberapa komunitas (suku-suku Arab) yang bertikai satu sama lain. Visi sosial Muhammad sangat tampak dalam upaya menegakkan keadilan (sosial), kesetaraan, dan perdamaian.

Selain tekun melakukan ibadah dan punya kepedulian sosial, Muhammad juga seorang pribadi yang tidak pernah diperbudak oleh nafsu duniawi, semisal harta, kekuasaan, dan jabatan. Muhammad adalah sosok yang bersahaja. Meskipun mempunyai seorang istri yang kaya-raya bernama Siti Khâdijah serta cukup sukses sebagai seorang pedagang, Muhammad tidak pernah silau oleh materi.

Sosok zuhud dan sufi adalah orang yang mampu mengatasi dan mengendalikan “keinginan”-nya akan harta, kekuasaan, dan jabatan di satu sisi, serta tekun melakukan ibadah di sisi yang lain. Ibadah ini sangat penting bagi setiap umat Islam, sebagai upaya untuk menziarahi ruang batin dan ruhani serta mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah.

Kesufian yang diteladankan Muhammad bukanlah sufi yang “eskapis” (lari dari kenyataan), yakni sibuk melakukan ritual tetapi tidak peduli sosial, melainkan sufi yang taat beribadah sekaligus sangat peduli dan peka terhadap persoalan sosial di sekitarnya. Sama seperti nabi-nabi lainnya yang pernah muncul dalam sejarah, Muhammad adalah sosok revolusioner yang mencoba mengubah tatanan sosial yang timpang, tidak adil, dan menindas.

Melalui syariat dan ajaran agama yang disebarkannyalah Muhammad dan nabi-nabi lainnya mampu mewujudkan tatanan sosial yang adil, setara, demokratis, manusiawi, dan beradab. Untuk itu, tampaknya tak terelakkan, dalam perjalanan hidupnya para nabi sering kali melawan para penguasa yang zalim, otoriter, dan menindas. Nabi Ibrahim melawan raja Namrud, Nabi Musa melawan raja Firaun, Nabi Isa melawan para penguasa Romawi, serta Nabi Muhammad melawan para penguasa Quraisy dan suku-suku Arab lainnya yang arogan dan zalim.

Teladan Empat Nabi Legendaris

Ibrahim, Musa, Isa, dan (terutama) Muhammad (sang empat nabi legendaris) adalah para sufi besar yang mampu mengekspresikan tiga hal dalam diri mereka, sebagaimana saya sebut dalam awal tulisan ini; yaitu, tekun beribadah, peduli sosial, serta tidak diperbudak oleh nafsu duniawi. Nafsu duniawi yang dimaksudkan di sini adalah keinginan (yang berlebihan) akan harta, kekuasaan, dan jabatan duniawi.

Kalaupun pernah mempunyai harta dan materi dalam jumlah yang cukup besar, maka Muhammad adalah contoh seorang pribadi yang kaya dan selalu berusaha mendermakan kekayaannya untuk kepentingan orang banyak yang membutuhkan. Selain itu, kekayaan Muhammad juga untuk mendanai jihad dan perjuangan menuju sistem sosial yang adil, demokratis, dan manusiawi.

Seorang sufi yang kaya—sebagaimana pernah diteladankan Muhammad—seyogyanya bertekad memanfaatkan kekayaannya untuk sebanyak mungkin manusia. Harta benda sang sufi berguna dan berkah bagi masyarakat luas. Untuk itu, citra sufi sebenarnya tidak identik dengan kemiskinan, keprihatinan, dan hidup pas-pasan. Seseorang tentu saja sangat sah menjadi kaya, asalkan memeroleh kekayaan dengan cara yang baik, sehat, dan halal. Kekayaannya pun menjadi berkah dan berfaedah untuk sebanyak mungkin manusia.

Hanya orang yang mampu secara ekonomilah yang bisa menunaikan rukun iman kelima, yakni ibadah haji. Hanya orang yang (cukup) kayalah yang bisa membantu rakyat miskin dan kaum papa yang terpuruk. Hanya orang kayalah yang mampu mendermakan harta bendanya guna mendanai “perjuangan” di jalan Allah yang baik dan mulia.

Bercermin dari sosok Muhammad, kita seharusnya tidak hanya rajin beribadah, tetapi juga mampu “melampaui” nafsu dan kesenangan duniawi yang acapkali menjebak dan menjerumuskan. Selain itu, jauh lebih penting lagi kita sebaiknya punya kepedulian sosial yang tinggi terhadap persoalan kehidupan dan umat manusia di sekitar kita, baik pada level lokal, nasional, dan syukur bisa menyentuh level internasional.

Kepedulian sosial dalam konteks Indonesia sekarang yang relevan, antara lain memperjuangkan keadilan, demokrasi, dan kemaslahatan di satu sisi, serta melawan korupsi, kekerasan, penindasan, dan kezaliman pada sisi yang lain.

Dengan meneladani sosok Muhammad, marilah kita teguhkan diri kita untuk berhijrah, yakni berpindah dan berubah, misalnya dari kondisi yang pasif  menuju tindakan aktif untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik, adil, indah, dan maslahah.[]

Kompetisi

Kompetisi adalah kata kerja intransitive yang berarti tidak membutuhkan objek sebagai korban kecuali ditambah dengan pasangan kata lain seperti against (melawan), over (atas), atau with (dengan). Tambahan itu pilihan hidup dan bisa disesuaikan dengan kepentingan keadaan menurut versi tertentu.
Menurut Deaux, Dane, & Wrightsman (1993), kompetisi adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau kelompok memilih untuk bekerja sama atau berkompetisi tergantung dari struktur reward dalam suatu situasi.
Menurut Chaplin (1999), kompetisi adalah saling mengatasi dan berjuang antara dua individu, atau antara beberapa kelompok untuk memperebutkan objek yang sama.
Kompetisi dalam istilah biologi berarti persaingan dua organisme atau lebih untuk mendapatkan kebutuhan hidup mereka. Berdasarkan kebutuhan tersebut kompetisi dibagi menjadi:
(1) Kompetisi teritorial yaitu kompetisi untuk memperebutkan wilayah atau teritori tempat tinggal organisme, hal ini berkaitan dengan kompetisi selanjutnya.
(2) Kompetisi makanan yaitu kompetisi untuk memperebutkan mangsa atau makanan dari wilayah-wilayah buruan.

Kompetisi juga dapat dibagi menjadi:
(1) kompetisi internal adalah kompetisi pada organisme dalam satu spesies dan
(2) kompetisi eksternal adalah kompetisi pada organisme yang berbeda spesiesnya. Kompetisi dapat berakibat positif atau negatif bagi salah satu pihak organisme atau bahakn berakibat negatif bagi keduanya. Kompetisi tidak selalu salah dan diperlukan dalam ekosistem, untuk menunjang daya dukung lingkungan dengan mengurangi ledakan populasi hewan yang berkompetisi.

Sistem kompetisi

Sistem kompetisi adalah sistem pertandingan yang dipakai dalam suatu turnamen, biasanya olah raga, yang mempertemukan setiap peserta dengan peserta lainnya secara lengkap. Sebagai contoh, dalam suatu turnamen dengan delapan peserta, setiap peserta akan bertemu/bertanding dengan tujuh peserta lainnya.
Sistem kompetisi yang paling umum dipakai adalah sistem kompetisi penuh dan sistem setengah kompetisi. Dalam kompetisi penuh (bahasa Inggris: double round-robin), setiap peserta akan bertemu dengan peserta lainnya dua kali, biasanya satu pertemuan sebagai tuan rumah ("pertandingan kandang") dan satu pertemuan sebagai tamu ("pertandingan tandang"). Dalam sistem setengah kompetisi (round-robin), setiap peserta akan bertemu dengan semua peserta lainnya satu kali. Sistem kompetisi penuh dipakai dalam banyak kompetisi liga olah raga penting, seperti sepak bola dan bola basket. Sistem setengah kompetisi biasanya dipakai dalam suatu babak penyisihan suatu turnamen, yang sering kali dilanjutkan dengan sistem gugur.
Suatu turnamen setengah kompetisi dengan empat peserta diistilahkan dengan "quad".

Rahasia Karyawan Teladan? Istirahat Makan Siang

KOMPAS.com — Pekerjaan yang menggunung, seakan tak ada habisnya, dan takut tak bisa menyelesaikan tepat waktu membuat Anda pun menggunakan waktu istirahat untuk bekerja. Kalau perlu, makan di meja kantor saja supaya bisa lanjut bekerja. Harapannya, si bos bisa melihat betapa kerasnya Anda bekerja. Tetapi, jangan salah, hal ini bisa jadi bumerang untuk Anda. Alhasil, malah membuat Anda tidak mendapatkan posisi yang diincar. Padahal, seandainya Anda tahu, istirahat makan siang justru bisa menjadikan Anda karyawan yang lebih baik. Apa kaitannya?

Sebuah survei yang dilakukan oleh Right Management dan LinkedIn menunjukkan bahwa kurang dari setengah responden yang mengatakan bahwa mereka selalu menggunakan waktu istirahat siangnya jauh dari meja kerjanya. Sisanya? Sebanyak 20 persen makan di meja, 13 persennya bahkan mengatakan tidak pernah makan siang sama sekali. Alasannya? Supaya bisa kerja lebih cepat. Tetapi, para ahli memperingatkan, tren semacam ini justru berbahaya.

"Dari sisi produktivitas, ada kerugian saat Anda memaksa otak untuk bekerja keras terus-menerus selama 8 jam sehari. Ketika para karyawan melewatkan waktu makan siang setiap hari, mereka secara tidak sadar akan mengalami keletihan dan burnout. Keletihan ini menumpuk sedikit demi sedikit, hingga satu titik, mereka merasa sudah tidak lagi antusias untuk bekerja di tempatnya," jelas dr Janet Scarborough Civitelli, psikolog di Vocationvillage.com.

Sementara dari kacamata kebugaran dan stres, "Bagaimana cara kita menggunakan waktu istirahat, khususnya makan siang, memiliki dampak yang (sadar atau tidak) besar dalam cara kita menghadapi sisa hari. Ini berkaitan dengan cara menggunakan energi sebijak mungkin untuk membantu kita menikmati ritme hidup. Kita tahu bahwa pencernaan kita perlu waktu untuk bekerja dengan baik. Kita tahu tubuh kita butuh rehat sejenak di tengah-tengah situasi yang penuh tekanan untuk mengisi kembali dayanya dan kemampuan fokus kembali. Kita juga tahu, banyak orang di luar sana berjuang keras untuk bisa memiliki waktu istirahat, yang sering kali kita lewati itu," ungkap Beverly Beuermann-King, ahli kebugaran dari Little Britain, Kanada.

Diperkirakan, saat waktu makan siang, otak kita tak selalu memikirkan tentang pekerjaan meski kita masih berada dalam lingkup kantor. Hal ini akan memberikan waktu dan ruang untuk otak bernapas. Dengan demikian, ketika kita kembali bekerja, otak jadi lebih segar, ide-ide pun bisa lebih mengalir.

Untuk mereka yang jarang menggunakan waktu istirahat makan siangnya, Beverly Beuermann-King merekomendasikan aktivitas-aktivitas berikut ini:

* Berjalan kaki sejenak.
* Merasakan sedikit sinar matahari.
* Berbincang dengan teman.
* Tidur siang sebentar.
* Makan makanan utama atau camilan yang sehat.
* Melakukan sedikit peregangan.
* Melakukan permainan mental yang menantang.

Ide-ide lain:
* "Empat hari dalam seminggu, saya ikut kursus bahasa asing. Saya menjadi siswa lagi, dan saya sangat menyukainya." - Kristen Keener, direktur media relations di Goucher College, Baltimore, Md.

* Steve Weinstein, direktur public relations di Milwaukee, Wisconsin, membawa sepeda di bagian belakang mobilnya setiap hari. Di waktu istirahatnya, ia suka naik sepeda berkeliling lingkungan tempat kerjanya. Menurutnya, ini adalah pereda stres yang menyenangkan.

* "Saya mengunjungi tempat penitipan anak saya. Hanya menggendong dan menghabiskan sejenak waktu saya bersamanya membantu mengembalikan semangat." - Rebecca Tompkins, direktur komunikasi.

Award atau Penghargaan

award
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Artikel ini adalah tentang pengakuan formal. Untuk kegunaan lain, lihat Award (disambiguasi).

Artikel ini sebagian besar atau mengandalkan sepenuhnya pada satu sumber. Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan memperkenalkan kutipan yang tepat untuk sumber-sumber tambahan. (Juni 2009)
Cari awarddi Wiktionary, kamus gratis.


Beberapa piala yang diterima oleh unit NJROTC Port Charlotte High School.
awardadalah sesuatu yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mengenali keunggulan dalam bidang tertentu, sebuah sertifikat keunggulan. awardtersebut ditandai dengan piala, judul, sertifikat, plakat peringatan, medali, lencana, pin, atau pita. Sebuah awarddapat membawa hadiah moneter yang diberikan kepada penerima, misalnya, Hadiah Nobel untuk kontribusi kepada masyarakat atau awardPulitzer untuk prestasi sastra. Sebuah awardmungkin juga hanya menjadi pengakuan publik keunggulan, tanpa nyata token atau hadiah.
awarddapat diberikan oleh setiap orang atau lembaga, meskipun prestise awardbiasanya tergantung pada status awarder tersebut. Biasanya, awardyang diberikan oleh sebuah organisasi beberapa macam, atau oleh kantor seorang pejabat dalam suatu organisasi atau pemerintah. Misalnya, sebuah kutipan presiden khusus (seperti yang diberikan oleh Presiden Amerika Serikat) adalah sebuah pengumuman publik memberikan tempat resmi kehormatan (misalnya, Presiden Ronald Reagan memberikan kutipan khusus presiden pada tahun 1984 ke Disney Channel untuk televisi anak-anak sangat baik's pemrograman.)
Orang yang telah memenangkan awardbergengsi tertentu, seperti Hadiah Nobel, gelar juara dalam olahraga, atau Academy Award (Oscar), dapat memiliki awardmenjadi identitas mereka, kemudian yang dikenal terutama untuk memenangkan awardini, bukan untuk setiap lain prestasi atau pekerjaan.
awardMock, yang biasanya mengakui kegagalan atau prestasi atipikal, juga populer. [1] Mereka biasanya diberikan oleh orang-orang dan organisasi prestise yang lebih rendah atau rata-rata, seperti organisasi lucu dan penulis individu. awardPopuler mengejek meliputi:
Golden Raspberry Awards (Razzies), counterpart satir untuk Academy Award yang mengakui akting terburuk, penulisan naskah, penulisan lagu, mengarahkan, dan film bahwa industri film yang ditawarkan
Ig Nobel, counterpart satir untuk Hadiah Nobel, diberikan untuk prestasi yang "pertama membuat orang tertawa, dan kemudian membuat mereka berpikir."
Darwin Awards, "diberikan kepada orang-orang yang terlihat memperbaiki kolam gen manusia dengan tidak sengaja membunuh atau mensterilkan diri selama kesalahan bodoh atau ceroboh."
Salah satu jenis umum dari awarddi Amerika Serikat adalah Karyawan awardBulan, dimana biasanya nama penerima terdaftar di tempat yang menonjol dalam bisnis selama bulan tersebut. Sebuah awardmengolok-olok umum adalah sendok kayu, yang diberikan kepada individu atau tim yang telah datang terakhir dalam sebuah kompetisi.
Beberapa awarddiberikan hanya setelah biaya dibayar oleh penerima, seperti Design Award Jerman.

Pengertian Perawat

Perawat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Seorang perawat sedang bekerja di rumah sakit.
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati.
Florence Nightingale adalah pelopor perawat modern, penulis dan ahli statistik. Ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu (The Lady With The Lamp) atas jasa-jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada perang Krimea, di semenanjung Krimea, Rusia.

Perawat bekerja dalam berbagai besar spesialisasi di mana mereka bekerja secara independen dan sebagai bagian dari sebuah tim untuk menilai, merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi perawatan. Ilmu Keperawatan adalah bidang pengetahuan dibentuk berdasarkan kontribusi dari ilmuwan keperawatan melalui peer-review jurnal ilmiah dan praktik yang dibuktikan berbasis. Ini merupakan bidang yang dinamis praktik dan penelitian yang didasarkan dalam budaya kontemporer dan kekhawatiran itu sendiri dengan baik mainstream dan subkultur terpinggirkan dalam rangka untuk memberikan perawatan budaya paling sensitif dan kompeten.


Dokter
Bidan
Rumah Sakit
Puskesmas
Pranala luar

Asosiasi Perawat Indonesia
Asosiasi Perawat Amerika
Asosiasi Perawat Kanada
Nursing Documentation & Expressions Project
National Council of State Boards of Nursing (USA)
NMAP The UK’s Gateway to high quality Internet resources for Nurses, Midwives and Allied Professions

Perawat Kesehatan Bisa Buka Praktek Mandiri Seperti Dokter dan Bidan

Perawat kesehatan pada era sekarang ini, tidak lagi identik dengan pembantu dokter seperti masa lalu. Eksistensi dan kredibilatasnya, diakui berbagai kalangan telah maju dan berkembang menjadi kelompok profesional. Tenaga keperawatan sekarang, tidaklah beda dengan profesi seorang bidan atau dokter, bisa membuka tempat praktek pelayanan perawatan kesehatan. Bahkan sekarang, banyak sudah yang menyandang sarjana S1 atau Doktor.
Hal ini disampaikan Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Bandung, Wawan Hernawan S.Pk ketika silaturahmi dan audiensi dengan Walikota Bandung, H. Dada Rosada SH, M.Si, di Bumi Kitri, Jalan Cikutra Bandung, Kamis (13/3/09). Dihadiri Ketua Komisi D DPRD, Drs. H. Kadar Slamet dan Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Bandung, dr. H. Gunadi S Bhinekas.
Wawan menuturkan, anggota PPNI Kota Bandung saat ini beranggotakan lebih dari 3.500 orang tersebar di rumah-rumah sakit pemerintah, swasta, TNI, Polri, Puskesmas dan lembaga-lembaga pendidikan keperawatan, 90 % diantaranya telah berkeluarga.
"Ini merupakan potensi yang dapat membantu kebijakan pembangunan Pemkot sebagai tenaga promosi kesehatan, memajukan, mengembangkan dan memantapkan Bandung Sehat 2007 karena visi dan misi PPNI selaras ,” kata Wawan yang merasa bangga, profesi keperawatan di Indonesia sekarang, telah mendapat perhatian besar dari Pemerintah Pusat, dengan adanya kotak tersendiri pada salah satu Dirjen di Departemen Kesehatan RI.
Walikota mengatakan, dalam perspektif makro, aspek kesehatan merupakan modal berharga menjadikan manusia memiliki harkat, derajat dan martabat. Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar, selain pendidikan, sandang dan perumahan. Kesehatan menjadi salah satu indikator Indeks pembangunan Manusia (IPM).
Untuk tercapainya sasaran dan target pembangunan bidang kesehatan ini, dikatakan walikota, diperlukan kesadaran kolektif masyarakat, yang secara sadar, mandiri dan terorganisir dapat melakukan upaya meningkatkan derajat kesehatannya disamping peran Pemkot sendiri melakukan terobosan dalam pelayanan kesehatan.
Walikota yakin, usaha pembangunan kesehatan di Kota Bandung akan lebih efektif, jika didukung segenap elemen masyarakat termasuk PPNI. Diharapkan menjadi agen penggerak untuk meningkatkan kualitas dan derajat kesehatan masyarakat, melalui aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Eksistensi PPNI ditengah masyarakat, dikatakan walikota, selain ditentukan seberapa besar rasa bangga dan komitmen anggota menjalani profesi dengan baik, tapi juga harus mampu menjalin kerjasama dengan organisasi lain termasuk dengan Pemkot.

Bolehkah Bayi Diberi Obat Bebas?

Tentu kita boleh saja menggunakan obat bebas untuk mengatasi sakit si kecil, terutama bila si kecil usianya sudah 6 bulan ke atas. Biasanya obat bebas dibagi 2, yaitu obat luar dan obat telan. "Umumnya, obat luar berupa cairan, salep atau ointment yang digunakan untuk mengatasi luka, bentol-bentol, gatal, atau lainnya," terang dr. Waldi Nurhamzah SpA.
Adapun obat luar bebas yang paling sering dipakai adalah obat antiseptik untuk luka (merkurokrom, boorwater, rivanol, povidone iodine) dan minyak penghangat seperti minyak telon atau minyak tawon. Namun kita harus hati-hati dalam pemberiannya. Perhatikan, apa ada reaksi yang timbul setelah pemberian berupa kemerahan, bentol-bentol, atau lainnya. Soalnya, bisa saja, kan, si kecil tak tahan terhadap obat luar itu.
Sebenarnya, lanjut Waldi, tak banyak obat luar yang bisa dibeli tanpa resep dokter. Misal, obat oles yang mengandung steroid, "sangat ampuh memberantas gatal, eksim, dan beberapa reaksi alergi pada kulit. Namun karena sifat kerasnya, obat luar yang mengandung steroid hanya boleh diperoleh dengan resep saja." Contoh obat ini antara lain Apolar, Benoson, Decoderm, Elocon, Lox, Kenacort, Locoid, Synalar.
Bila obat tersebut dioleskan pada kulit bayi, sebagian obat akan terserap oleh tubuh bayi hingga dapat meningkatkan konsentrasi obat yang tak wajar dalam tubuh bayi. Selain itu, dapat pula terlihat reaksi kulit terhadap obat semisal kulit yang diolesi salep tampak keputihan.
Obat luar lain yang juga perlu resep tapi kerap dipakai serampangan ialah antibiotik. Ini berbahaya. Bila si kecil sensitif pada salep itu, reaksi yang terjadi akan berbahaya. Misal, salep yang mengandung penisilin, tetrasiklin, gentamisin, neomisin. "Jika diberikan pada bayi atau anak yang tak tahan, akan timbul reaksi hebat." Meski cuma dioleskan sedikit, reaksinya bisa fatal, lo.
Obat telan
Untuk obat telan, yang paling pas buat bayi tentulah berupa sirup. Selain lebih mudah menakarnya, cara menyimpannya juga tak sulit; biasanya tak perlu disimpan di lemari es, cukup dalam suhu kamar.
Bila kita ke dokter, mungkin masih ada beberapa dokter yang memberikan obat dalam bentuk puyer untuk bayi. Namun jenis obat bebas telan yang dapat diberikan pada bayi amat terbatas. Umumnya obat pereda panas, obat batuk dan pilek, serta larutan rehidrasi.
Penting diketahui, obat bebas ditandai lingkaran hijau pada kemasannya. Dalam banyak buku petunjuk penggunaan obat, jenis ini diklasifikasikan sebagai jenis B, hampir terdapat pada semua obat pereda panas. Ada pula beberapa obat yang ditandai lingkaran biru, artinya obat ini masih boleh diperoleh dengan bebas tapi dalam jumlah terbatas. Kebanyakan obat bebas untuk pereda batuk/pilek termasuk dalam golongan ini.
Yang bikin bingung, saat ini banyak obat bebas dengan berbagai merek ditawarkan. Nah, mana yang harus dipilih? Menurut Waldi, sesuaikan yang rasanya disukai si kecil. Jadi, kita bisa pilih merek apa saja asalkan sesuai selera si kecil; entah dengan rasa stroberi, jeruk, anggur, atau lainnya.
Yang penting diperhatikan obat itu memang boleh diberikan untuk usia bayi/anak. Jangan lupa, lihat tanggal kadaluarsanya. Setelah obat diperoleh, selalu baca lebih dulu catatan penjelasan yang terlampir dalam kemasan. Di situ tertera antara lain dosis dan jadwal pemberian serta efek sampingnya.
Bila si kecil tak jua sembuh setelah diberi obat, jangan langsung ganti obat karena tak ada obat bebas yang bisa menghilangkan penyakit dengan seketika. Bukankah semua obat butuh proses untuk menyembuhkan? Misal, si kecil panas. Sudah dua kali diberi obat A tapi belum juga turun, lalu diganti obat B ternyata langsung turun. Jangan buru-buru bilang obat B manjur sementara obat A tak manjur. Pasalnya, kebetulan panas si kecil memang sudah waktunya turun ketika diberikan obat B.
Lagi pula, bisa terjadi si kecil tak kunjung sembuh lantaran obatnya diberikan dengan dosis yang salah. Misal, si kecil yang baru berusia 5 bulan punya badan agak besar untuk anak seusianya. Berarti, dosis yang tertera di brosur dengan kalimat "untuk bayi di bawah 6 bulan" tentu enggak pas bila diberikan kepadanya. Nah, untuk tahu dosis yang tepat, si kecil mau tak mau perlu dibawa ke dokter.
Jadwal dan lama pemberian
Perhatikan pula jadwal pemberian obat; sesuaikan dengan yang tertera di brosur. Maksimal pemberian biasanya 4 kali sehari. Dengan demikian, jarak pemberiannya 6 jam. Jangan lupa, satu hari sama dengan 24 jam. "Namun sering orang tak menghitung seperti itu. Banyak yang menghitung satu hari hanya 12 jam hingga jadwal pemberian obat bila dibagi 4 hanya 3 jam sekali. Ini jelas salah," tutur Waldi. Apalagi bila obat hanya diberikan waktu siang, sedangkan malamnya tak diberi. Ini, kan, enggak efektif.
Lazimnya diperkenankan mencoba memberikan obat bebas selama 2-3 hari saja. Selebihnya, sebaiknya segera menghubungi tenaga kesehatan untuk memastikan apa penyakit dan pengobatannya. Tentu ada kasus yang tak perlu menunggu 2-3 hari dan dicoba-coba dengan obat, seperti bila si kecil muntah terus-menerus, kejang, atau tampak tak sadar.

Manjur Tidaknya Obat Dipengaruhi Sugesti

Kompas.com - Manjur tidaknya sebuah obat yang diminum ternyata ikut dipengaruhi oleh kekuatan pikiran. Jika kita yakin obat tertentu tidak berkhasiat mengatasi penyakit, maka hal itu bisa menjadi kenyataan. Sebaliknya, khasiat suatu obat bisa ditingkatkan jika kita bisa memanipulasi pikiran.
Riset yang dipublikasikan dalam jurnal Science Translational Medicine membuktikan hal tersebut. Penelitian dilakukan terhadap 22 pasien sehat yang diberi rangsang nyeri berupa alat pemanas yang ditempel ke kulit kaki. Dalam skala 1-100, rata-rata pasien menilai nyeri tersebut memiliki skor 66.
Kemudian para pasien diberi obat pereda nyeri yang cukup kuat, yakni remifentanil, yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah. Namun para pasien tidak diberitahu jenis obatnya dan mereka menilai skor nyeri berkurang menjadi 55 setelah mendapatkan injeksi. Kemudian setelah diberi tahu yang disuntikkan adalah pereda sakit, skor nyeri kembali turun menjadi 39.
Selanjutnya, tanpa mengubah dosis, para peneliti memberitahu bahwa obatnya dihentikan. Serta merta skor nyeri mereka naik menjadi 64.
Dengan kata lain, meski pasien diberi obat remifentanil mereka tetap merasakan nyeri seperti halnya jika tidak diberi obat sama sekali.
"Obat pereda nyeri yang kami berikan padahal termasuk obat analgesik paling baik tapi efeknya bisa berkurang atau bisa dibilang dihilangkan karena pengaruh pikiran," kata profesor Irene Tracey dari Universitas Oxford yang melakukan riset ini.
Sugesti yang positif ternyata memengaruhi aktivitas otak di bagian yang berbeda dengan aktivitas yang berasal dari sugesti negatif. Hasil penelitian ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai keakuratan studi klinis dalam menentukan efektivitas obat.
Para peneliti juga menyarankan pasien penyakit kronik yang sudah bertahun-tahun mengonsumsi obat untuk membuang sugesti-sugesti negatif demi kesembuhannya.

Mendambakan Obat Murah

Saya mengalami infeksi influenza yang cukup berat. Saya berobat ke salah seorang spesialis di kota saya. Saya terkejut karena biaya konsultasi tak terlalu mahal, hanya seratus ribu rupiah tetapi obatnya mencapai dua ratus ribu rupiah. Jadi, untuk biaya berobat penyakit yang relatif sederhana, saya harus mengeluarkan biaya tiga ratus ribu rupiah. Padahal, gaji saya hanya lima juta rupiah sebulan dan saya harus mengeluarkan biaya untuk keluarga saya, istri, dan dua anak saya.
Usia saya sekarang 36 tahun. Seingat saya, sewaktu kecil dulu harga obat tidaklah mahal. Saya dan saudara-saudara saya sering diajak berkonsultasi ke dokter, padahal ayah hanya seorang guru yang pendapatannya terbatas. Saya merasakan bahwa jika sakit, untuk berobat sekarang ini memerlukan biaya yang tinggi. Belum lagi jika dirawat di rumah sakit.
Kenapa biaya berobat semakin tinggi. Apakah karena biaya kuliah untuk menjadi dokter mahal? Ataukah karena ekonomi kita yang disebut sebagai ekonomi biaya tinggi? Saya tak tahu apakah dokter juga melindungi diri dengan asuransi karena sekarang banyak tuntutan pasien terhadap dokter, yang sudah tentu akan menyebabkan biaya berobat menjadi mahal.
Adakah cara agar kita bersama dapat menurunkan harga obat khususnya, dan biaya berobat pada umumnya? Saya berniat melindungi diri dengan asuransi kesehatan tetapi cukup banyak anggota masyarakat yang hidupnya sulit sehingga tak mampu masuk asuransi. Mohon pendapat dokter.
B di J Jawab
Biaya berobat memang semakin meningkat. Ini tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi di seluruh dunia. Banyak faktor penyebab, di antaranya penggunaan teknologi canggih, penemuan obat baru, dan juga sarana layanan kesehatan yang mewah. Sudah tentu biaya ekonomi tinggi juga akan berpengaruh pada biaya kesehatan.
Di kota-kota besar di Indonesia sudah mulai tampak kecenderungan defensive medicine, yaitu dokter berusaha melindungi tindakannya dengan melakukan berbagai pemeriksaan laboratorium, penunjang, serta tindakan medis yang lengkap. Diharapkan, jika lengkap, hal ini akan dapat melindungi dokter apabila ada tuntutan. Dengan demikian akan banyak pemeriksaan yang sebenarnya tak perlu namun karena ketakutan dokter tetap dilakukan agar dokter tak dituduh lalai.
Memang benar kebiasaan menuntut dokter akan disikapi sebagian besar dokter dengan melindungi diri dengan asuransi profesi meski dokter yang membayar preminya sudah tentu tetap akan meningkatkan biaya berobat.
Jadi, barangkali sudah waktunya kita membina hubungan yang baik antara dokter dan pasien. Kita perlu meningkatkan komunikasi dokter dan pasien. Dokter perlu mempunyai empati, mendengarkan keluhan pasien dengan baik, tetapi pasien juga perlu mempunyai motivasi untuk sembuh serta percaya kepada dokter. Percaya bukan berarti pasien atau keluarga percaya saja semua perkataan dokter, tetapi percaya seperti kita memercayai sahabat kita. Kita percaya dokter berniat baik kalau ada yang tak jelas dapat kita komunikasikan.
Biaya mahal
Banyak cara untuk menurunkan biaya berobat. Cara yang paling baik adalah memelihara kesehatan dengan baik, melaksanakan gaya hidup sehat. Jika kita tidak sakit, tentu biaya kesehatan kita minimal.
Biaya kesehatan juga akan rendah jika kita lebih banyak memanfaatkan layanan kesehatan primer, puskesmas atau praktik umum dokter. Sebagian besar penyakit dapat diatasi di layanan kesehatan primer. Dalam kebijakan asuransi kesehatan di Thailand, misalnya, peserta harus memanfaatkan layanan kesehatan primer, ternyata lebih dari 70 persen masalah kesehatan dapat diatasi hanya sebagian kecil yang memerlukan rujukan ke dokter spesialis atau rumah sakit.
Kiat lain adalah menggunakan obat generik. Harga obat generik umumnya hanya sepersepuluh obat paten karena harga obat paten memperhitungkan biaya penelitian yang mahal itu. Jangan malu untuk minta obat generik kepada dokter Anda, permintaan itu merupakan hak pasien. Kita juga patut gembira karena sekarang juga ada kecenderungan baru, sebagian produsen obat paten mulai mencoba menyediakan harga obat yang terjangkau di negara yang sedang berkembang.
Suatu produsen obat paten terkenal bahkan pada tahun ini di Indonesia menurunkan harga obat produksinya rata-rata sebesar 50 persen. Masyarakat tentu menyambut baik kebijakan yang berpihak kepada masyarakat luas ini. Mudah-mudahan akan lebih banyak produsen obat paten menjalankan kebijakan serupa. Karena kita tahu belum semua obat paten dapat dibuat versi generiknya, jika masa patennya belum habis kita masih harus menunggu masa itu habis baru dapat membuat obat generik.
Jika dirawat di rumah sakit janganlah meminta kelas satu atau VIP. Karena pada umumnya di rumah sakit kelas satu atau VIP harus menyubsidi pasien yang dirawat di kelas tiga. Pilihlah rumah sakit yang mutu layanannya baik, belum tentu rumah sakit mewah layanannya bermutu.
Obat dan peralatan medis di Indonesia terkena pajak impor sehingga harganya jauh lebih mahal daripada Malaysia, misalnya. Malaysia tidak mengenakan bea masuk untuk obat dan peralatan kedokteran. Kita masih harus menunggu terwujudnya sistem pembiayaan kesehatan melalui jaminan sosial kesehatan, baik asuransi pemerintah, ABRI, perusahaan, maupun swasta.
Mudah-mudahan para pengambil keputusan dapat mewujudkannya dalam waktu yang tak terlalu lama. Jika jaminan tersebut dapat dilaksanakan di negeri kita, masyarakat tak perlu lagi jatuh miskin karena sakit. Masyarakat harus berupaya menjaga kesehatan, tetapi jika sakit dilindungi oleh asuransi yang sifatnya nasional.
Dr. Samsuridjal Djauzi

Ancaman Untuk Orang Modern "Gampang Lupa"

KOMPAS.com — Para ahli di Glasgow, Skotlandia, saat ini tengah melakukan  riset untuk mencari cara mengobati kondisi yang sering dialami masyarakat modern, yakni gampang lupa.
Ilmuwan dari CPS Research mengatakan, saat ini fenomena gampang lupa semakin menggejala di masyarakat. Hal ini merupakan dampak gaya hidup modern yang begitu sibuk dan serbacepat serta informasi terlalu berlebihan (information overload).  Kondisi ini dalam dunia medis disebut subjective cognitive impairment (SCI).
Menurut para ahli, riset yang dirancang ini diharapkan menemukan solusinya, termasuk menguji penggunaan obat Alzheimer, memantine, dalam dosis rendah.
Peneliti SCI menyatakan, penyakit gampang lupa dapat disebabkan gaya hidup hectic dan secara konstan dibombardir oleh informasi dari telepon seluler, Blackberry, televisi, radio, dan internet. Mereka menyebut kondisi ini dengan istilah busy lifestyle syndrome.
"Sifat lupa merupakan pertanda seseorang bertambah tua, tetapi bukti yang bersifat anekdot menyatakan kondisi ini juga menyerang kaum muda sebagai dampak kesibukan dalam bekerja dan hidup dengan membanjirnya informasi dari beragam saluran media yang kita ikuti setiap hari," ucap Dr Alan Wade, peneliti dari CPS Research.
"Apa yang kami teliti ini tidak perlu dipusingkan dengan hilangnya daya ingat yang kerap dihubungkan dengan kasus demensia secara dini. Studi ini ditujukan kepada mereka yang sering kehilangan kunci, lupa dengan nama seseorang, atau salah menempatkan gelas, dan tidak lebih serius dari hal itu," tuturnya.
Riset yang dilakukan CPS Research juga akan mengkaji penggunaan obat memantine secara luas yang  rutin diberikan kepada pengidap Alzheimer.  Diharapkan penggunaan dosis kecil obat ini dapat mengatasi SCI.

Kondisi Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini di Indonesia

Kondisi kesehatan dan gizi anak di Indonesia masih memprihatinkan. Pada tahun 2005 jumlah anak 0-6 tahun adalah 27, 6 juta anak atau sekitar 12, 79 persen dari total pendududk Indonesia. Hanya 25 persen yang terakses program peningkatan kesehatan, gizi dan PAUD. Selain cakupan yang masih rendah, program yang diselenggarakan itu masih terfragmentasi sehingga tidak menyentuh kebutuhan tumbuh kembang anak secara holistic. Rendahnya cakupan dan kualitas penyelenggaraan program pengembangan anak usia dini mengekibatkan kondisi anak Indonesia masih memprihatinkan yang ditunjukan dengan rendahnya derajat kesehatan, gizi dan pendidikan.
Masalah kurang gizi pada anak dapat ditunjukan dari prevelensi yang berkaitan dengan kurang energi dan protein (gizi makro) dan gizi mikro (terutama kurang vitamin A, anemia, kurang yodium). Sampai dengan tahun 2000, keadaan gizi masyarakat menunjukan kemajuan yang cukup berarti, terlihat dari menurunnya secara prevelensi penderita masalah gizi utama (protein, karbohidrat) pada berbagai kelompok umur. Prevelensi anak balita kurang gizi pada tahun 1989-2000 menurun dari 37,5 persen menjdi 24,6 persen. Akan tetapi sejak tahun 2000 sampai dengan 2005 prevelensi kuang gizi anak pada balita meningkat kembali menjadi 28 persen yang sekitar 8,8 persen diantarannya menderita gizi buruk.

Rendahnya derajat kesehatan, gizi dan pendidikan pada anak usia dini lebih banyak terjadi pada anak yang berasal dari keluarga tidak mampu dan yang tinggal di wilayah pedesaan, serta di wilayah dengan penyediaan layanan social dasar yang tidak memadai. Children in proverty face elevated risk for many theats for health (Flores dkk, 2005 dalam Santrock, 2007).
Memberikan pelayanan kesehatan tidak cukup untuk memperbaiki kesehatan mereka, tapi yang paling penting adalah memperbaiki kondisi keluarganya. Program perbaikan yang bisa dilakukan harus menyeluruh. Misalnya program yang di lakukan di Hawai, Amerika Serikat, yang menggulirkan The Hawaii Family Support/Health Start Program yang dimuali tahun 1998. Para staf dapam program ini mendatangi setiap keluarga yang diindekasikan di bawah garis kemiskinan, mereka menjadi konsultan keluarga dan membantu permasalahan mereka termasuk pengangguran yang kebanyakan merupakan penyebab utama permasalahan kesehatan.

Selasa, 15 Februari 2011

Gadis Belia Tewas Seketika Usai Mendapat Ciuman

TRIBUNNEWS.COM - Seorang gadis meninggal dunia setelah mendapat ciuman pertama dan terakhir dari sang kekasih. Demikian dilansir Daily Mail dan dikutip Tribunnews.com, Sabtu (12/2/2011).

Gadis bernama Jemma Benjamin (18) asal Inggris ini terjatuh dan meninggal seketika sesaat setelah sang pacar menciumnnya.

Benjamin dicium sang kekasih yang juga temannya di universitas bernama Daniel Ross (21) di rumahnya sesaat setelah mereka usai kencan. Benjamin yang juga pemain hoki ini tiba-tiba terjatuh ke sofa dan meninggal saat itu juga di depan mata Ross.

Benjamin mengidap sebuah penyakit jantung aneh yang disebut SADS (Sudden Arrhythmic Death Syndrome) yang telah menewaskan sedikitnya 500 orang di Inggris setiap tahun. Ross yang mengenal Benjamin lebuh dari tiga bulan mencoba menolongnya sebelum paramediks tiba di lokasi kejadian

Cara Alamiah Atasi Bau Mulut

Memang bau mulut sering membuat kepercayaan diri menurun, apalagi anda dituntut untuk bertemu dengan klien. Bila anda cemas dengan bau mulut yang mengganggu maka anda bisa mencoba mengambil langkah-langkah berikut ini.

Yang pertama adalah memakan yogurt yang tepat. Para periset yang memberikan 6 ons yogurt yang tidak mengandung gula kepada penderita halitosis atau bau mulut setiap hari selama 6 minggu menemukan bahwa 80% diantaranya melaporkan memiliki nafas yang lebih baik. Bakteri baik di dalam yogurt melindungi lidah sehingga bakteri penyebab bau mulut tidak dapat tumbuh di sana. Jangan gunakan yogurt biasa. Gula di dalam yogurt memberi makan pada bakteri jahat sehingga membuat bau nafas lebih keras.

Dapatkan vitamin C dan D. Bakteri penyebab infeksi gusi kronik juga menyebabkan bau mulut. Orang-orang dengan kdar vitamin D pencegah inflamasi dan vitamin C penguat gusi berkemungkinan paling kecil mengembangkan penyakit gusi. Dosis harian yang disarankan adalah 200 – 400 mg vitamin D dan 1.000 mg vitamin C. Seperti biasa, sebelum minum suplemen apapun, konsultasikan terlebih dulu dengan dokter anda.

Sebuah studi baru menemukan jus yang terkenal dengan mencegah bakteri menempel pada saluran kemih juga mencegah bakteri penyebab bau mulut yang menempel pada permukaan gigi. Pilihlah jenis yang tidak ditambahkan gula. Minum 118 ml hingga 236 ml per hari. Pilihan lainnya adalah teh hijau. Studi-studi menunjukkan teh hijau membilas senyawa-senyawa sulphur penyebab bau di dalam mulut. Selamat mencoba.

Sejarah Penemuan Baju,Sepatu dan Bra

Sepatu dan berbagai jenis busana yang Anda pakai saat ini memiliki sejarah yang cukup unik. Mulai dari alasan dibuatnya sepatu dan busana, proses pembuatan, hingga perkembangannya seperti sekarang. Berikut sejarah sepatu dan beberapa busana yang sangat menarik untuk diketahui.
Sepatu
Sepatu dengan bentuk konyol untuk kebutuhan mode pertama kali dibuat pada 1300-an di Eropa. Bentuk sepatu saat itu seperti sandal Aladin, dengan bagian depan yang sangat panjang. Bagian tersebut juga makin lama makin panjang dan membahayakan pemakainya.

Untuk mengurangi bahaya, orang Eropa saat itu kemudian mengikat ujung sepatu yang panjang pada lutut dengan rantai atau tali. Ujung sepatu yang panjang juga diisi dengan kain dan dibuat menjadi bentuk alat kelamin pria. Tentu saja hal ini membuat pemuka agama marah dan melarang orang untuk menggunakan sepatu dengan alasan agama.
Pada tahun 1500-an sepatu dilihat dengan cara lain. Penekanannya tidak lagi pada panjang tetapi lebar. Saat itu orang-orang mulai menggunakan sepatu dengan tumit setinggi 10 inci, yang menimbulkan banyak korban. Melihat hal itu, pihak kerajaan Inggris membuat peraturan bahwa hak sepatu tidak boleh lebih dari enam inci. Pada abad ke-16 banyak wanita Italia menambahkan hak pada sol sepatu mereka setinggi 8 inci. Hak tersebut terbuat dari kayu yang disebut chopines. Hal itu dilakukan untuk menjaga baju mereka dari kotoran yang ada di jalan menempel pada bagian bawah baju.
Baju berkerah
Kemeja atau baju berkerah yang yang saat ini banyak digunakan konsep dasarnya adalah berasal dari ruff atau bulu-bulu yang sering digunakan di leher. Ruff berfungsi untuk melindungi bagian tepi busana di daerah leher dari keausan.
Mengganti ruff juga lebih ekonomis daripada mengganti baju atau kemeja. Seperti pernyataan mode paling populer, orang-orang mulai bersaing satu sama lain menggunakan versi paling ekstrim dari ruff. Ruff pun berkembang menjadi semakin besar dan terbuat dari bahan yang kaku, hingga menyulitkan pemakainya untuk bergerak.
Pada awal 1800-an kerah besar dan kaku semakin ekstrim hingga menimbulkan bahaya karena tajam dan melukai telingan. Bahkan hingga akhir 1902, HG Wells mengeluh bahwa kerah yang terbuat dari kain yang kaku membuat sakit leher dan meninggalkan bekas merah di bawah telinga. Konsep baju berkerah seperti buatan POLO, sebenarnya bentuk kerah yang terbalik. Pada 1929, René Lacoste menciptakan “kemeja tenis” dengan kerah terbalik untuk mencegah sengatan matahari pada leher.
Bra
Dulu, sebagian besar wanita tidak menggunakan bra dan tidak menganggap dibutuhkan pakaian khusus untuk menyangga payudara. Pakaian yang digunakan memiliki tugas ganda yaitu membuat payudara terlihat lebih baik dan menutupinya. Korset pun muncul dan mendominasi dunia pakaian dalam wanita selama berabad-abad. Korset pun dirancang untuk membuat tubuh wanita terlihat lebih kecil dan belahan payudara lebih menarik.
Pada pertengahan 1800-an beberapa visioner menciptakan prototipe bra tetapi tidak berkembang. Istilah bra sendiri berasal dari majalah Vogue yang menggunakan nama “brassiere” pada 1907. Lalu, untuk bentuk bra yang kita gunakan saat ini, ditemukan oleh seorang sosialita bernama Mary Phelps Jacob pada 1910.
Ia menciptakan bra karena saat itu ingin mendatangi sebuah pesta makan malam menggunakan gaun barunya. Gaun tersebut terbuat dari bahan ringan dan tipis. Korset yang tebal dan kaku membuat gaun tersebut terlihat tidak cantik. Jacob kemudian kesal dan melempar korsetnya, ia lalu mengambil dua sapu tangan tipis dan menambahkan pita untuk menutupi payudaranya. Teman-temannya kagum melihat penutup dada tersebut dan meminta Jacob untuk membuatkannya. Melihat peluang bisnis tersebut Jacob kemudian mengajukan permohonan paten untuk desain bra tersebut.

Sejarah Badan Narkotika Nasional

Sejarah penanggulangan bahaya Narkotika dan kelembagaannya di Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 6 Tahun 1971 kepada Kepala Badan Koordinasi Intelligen Nasional (BAKIN) untuk menanggulangi 6 (enam) permasalahan nasional yang menonjol, yaitu pemberantasan uang palsu, penanggulangan penyalahgunaan narkoba, penanggulangan penyelundupan, penanggulangan kenakalan remaja, penanggulangan subversi, pengawasan orang asing.

Berdasarkan Inpres tersebut Kepala BAKIN membentuk Bakolak Inpres Tahun 1971 yang salah satu tugas dan fungsinya adalah menanggulangi bahaya narkoba. Bakolak Inpres adalah sebuah badan koordinasi kecil yang beranggotakan wakil-wakil dari Departemen Kesehatan, Departemen Sosial, Departemen Luar Negeri, Kejaksaan Agung, dan lain-lain, yang berada di bawah komando dan bertanggung jawab kepada Kepala BAKIN. Badan ini tidak mempunyai wewenang operasional dan tidak mendapat alokasi anggaran sendiri dari ABPN melainkan disediakan berdasarkan kebijakan internal BAKIN.

Pada masa itu, permasalahan narkoba di Indonesia masih merupakan permasalahan kecil dan Pemerintah Orde Baru terus memandang dan berkeyakinan bahwa permasalahan narkoba di Indonesia tidak akan berkembang karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang ber-Pancasila dan agamis. Pandangan ini ternyata membuat pemerintah dan seluruh bangsa Indonesia lengah terhadap ancaman bahaya narkoba, sehingga pada saat permasalahan narkoba meledak dengan dibarengi krisis mata uang regional pada pertengahan tahun 1997, pemerintah dan bangsa Indonesia seakan tidak siap untuk menghadapinya, berbeda dengan Singapura, Malaysia dan Thailand yang sejak tahun 1970 secara konsisten dan terus menerus memerangi bahaya narkoba.

Menghadapi permasalahan narkoba yang berkecenderungan terus miningkat, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) mengesahkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika. Berdasarkan kedua Undang-undang tersebut, Pemerintah (Presiden Abdurahman Wahid) membentuk Badan Koordinasi Narkotika Nasional (BKNN), dengan Keputusan Presiden Nomor 116 Tahun 1999. BKNN adalah suatu Badan Koordinasi penanggulangan narkoba yang beranggotakan 25 Instansi Pemerintah terkait.

BKNN diketuai oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) secara ex-officio. Sampai tahun 2002 BKNN tidak mempunyai personil dan alokasi anggaran sendiri. Anggaran BKNN diperoleh dan dialokasikan dari Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri), sehingga tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal.

BKNN sebagai badan koordinasi dirasakan tidak memadai lagi untuk menghadapi ancaman bahaya narkoba yang makin serius. Oleh karenanya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika Nasional, BKNN diganti dengan Badan Narkotika Nasional (BNN). BNN, sebagai sebuah lembaga forum dengan tugas mengoordinasikan 25 instansi pemerintah terkait dan ditambah dengan kewenangan operasional, mempunyai tugas dan fungsi: 1. mengoordinasikan instansi pemerintah terkait dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan nasional penanggulangan narkoba; dan 2. mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan nasional penanggulangan narkoba.

Mulai tahun 2003 BNN baru mendapatkan alokasi anggaran dari APBN. Dengan alokasi anggaran APBN tersebut, BNN terus berupaya meningkatkan kinerjanya bersama-sama dengan BNP dan BNK. Namun karena tanpa struktur kelembagaan yang memilki jalur komando yang tegas dan hanya bersifat koordinatif (kesamaan fungsional semata), maka BNN dinilai tidak dapat bekerja optimal dan tidak akan mampu menghadapi permasalahan narkoba yang terus meningkat dan makin serius. Oleh karena itu pemegang otoritas dalam hal ini segera menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2007 tentang Badan Narkotika Nasional, Badan Narkotika Propinsi (BNP) dan Badan Narkotika Kabupaten/Kota (BNK), yang memiliki kewenangan operasional melalui kewenangan Anggota BNN terkait dalam satuan tugas, yang mana BNN-BNP-BNKab/Kota merupakan mitra kerja pada tingkat nasional, propinsi dan kabupaten/kota yang masing-masing bertanggung jawab kepada Presiden, Gubernur dan Bupati/Walikota, dan yang masing-masing (BNP dan BN Kab/Kota) tidak mempunyai hubungan struktural-vertikal dengan BNN.

Merespon perkembangan permasalahan narkoba yang terus meningkat dan makin serius, maka Ketetapan MPR-RI Nomor VI/MPR/2002 melalui Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) Tahun 2002 telah merekomendasikan kepada DPR-RI dan Presiden RI untuk melakukan perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika. Oleh karena itu, Pemerintah dan DPR-RI mengesahkan dan mengundangkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sebagai perubahan atas UU Nomor 22 Tahun 1997. Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2009 tersebut, BNN diberikan kewenangan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika.

Berdasarkan undang-undang tersebut, status kelembagaan BNN menjadi Lembaga Pemerintah Non-Kementrian (LPNK) dengan struktur vertikal ke propinsi dan kabupaten/kota. Di propinsi dibentuk BNN Propinsi, dan di kabupaten/kota dibentuk BNN Kabupaten/Kota. BNN dipimpin oleh seorang Kepala BNN yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. BNN berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. Kepala BNN dibantu oleh seorang Sekretaris Utama, Inspektur Utama, dan 5 (lima) Deputi yaitu Deputi Pencegahan, Deputi Pemberdayaan Masyarakat, Deputi Rehabilitasi, Deputi Pemberantasan, dan Deputi Hukum dan Kerja Sama.

aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi. Ketrampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan ketrampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.
“Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar”(Sardiman, 2001:93). Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.
“Kegiatan belajar / aktivitas belajar sebagi proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, pesrta didik yang memahami situasi, dan pola respons peserta didik ”(Sudjana,2005:105)
Banyak macam- macam kegiatan (aktivitas belajar) yang dapat dilakukan anak- anak di kelas, tidak hanya mendengarkan atau mencatat. Paul B. Diedrich (dalam Nasution,2004:9), Membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan (aktifitas siswa), antara lain:
I. Visual activities (13) seperti membaca, memperhatikan:gambar, demonstrasi, percobaab, pekerjaan orang lain dan sebagainya.
II. Oral activities (43) seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, member saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interviu, diskusi, interupsi dan sebagainya.
III. Listening activities (11) seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, music, pidato dan sebagainya.
IV. Writing activities (22) seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin, dan sebagainya.
V. Drawing activities (8) seperti menggambar, membuat grafik, peta diagram, pola, dan sebagainya.
VI. Motor activities (47) seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.
VII. Mental activities (23) seperti menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.
VIII. Emotional activities (23) seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya.
“Tentu saja kegiatan itu tidak terpisah satu sama lain. Dalam suatu kegiatan motoris terkandung kegiatan mental dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam tiap pelajaran dapat dilakukan bermacam-macam kegiatan”

BAGI PEROKOK AKTIF

Kanker diperkirakan akan menggeser kedudukan penyakit jantung, sebagai penyebab kematian paling banyak pada tahun 2010 mendatang. Risiko kematian akibat kanker tersebut akan terus meningkat hingga 2030.

Perkiraan tersebut didasarkan pada data organisasi kesehatan dunia (WHO) yang menyebutkan kanker mengintai sekira 12 juta warga dunia pada tahun 2008. Pada 2030 jumlah penderita kanker akan meningkat menjadi 27 juta orang dengan tingkat kematian mencapai 17 juta orang. WHO menilai, peningkatan jumlah perokok di negara berkembang menjadi pemicu jumlah penderita kanker.

Sebagaimana diketahui ASAP ROKOK adalah penyebab utama kanker paru (tipe karsinoma) dan juga penyebab penyakit paru akut lainnya. ASAP TEMBAKAU mengandung lebih dari 4,000 zat kimia, yang mana 50 jenisnya bersifat karsinogen (pencetus kanker) & beracun. Beberapa zat kimia berbahaya yang terkandung di dalamnya antara lain : benzene, formalin, amonia, acetone, tar, nikotin, Carbon Monoksida, Arsen, dan Hidrogen Sianida.

Tahukah Anda ?
  • Penyebab utama kematian pada kasus-kasus kanker adalah KANKER PARU (kanker paru berkontribusi pada 32% kematian pada pria & 25% pada wanita penderita kanker)
  • 90% penderita kanker paru adalah perokok aktif atau mantan perokok
  • Pria yang merokok satu pak per hari meningkatkan resiko terserang kanker paru 10X lipat dibandingkan bukan perokok
  • Pria yang merokok dua pak per hari meningkatkan resiko kanker 25X lipat dibandingkan dengan bukan perokok
  • Dari 180 ribu orang yang divonis kanker paru setiap tahunnya, 86% akan MENINGGAL dalam waktu 5 TAHUN sejak terdiagnosa (ini baru di Amerika saja)


Faktor Risiko Kanker Paru
- Laki-laki
- Usia lebih dari 40 tahun
- Pengguna tembakau (perokok putih, kretek atau cerutu)
- Hidup atau kontal erat dengan lingkungan asap tembakau (perokok pasif), radon dan asbes

Seseorang yang termasuk golongan risiko tinggi (GRT) jika mempunyai keluhan napas (gangguan respirasi) seperti batuk, sesak napas, nyeri dada, sebaiknya segera meneriksakan diri dan dirujuk ke dokter spesialis paru.

Tanda dan gejala
Tanda dan gejala kanker paru membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat diketahui dan seringkali dikacaukan dengan gejala dari kondisi yang kurang serius. Tanda dan gejala mungkin tidak kelihatan sampai penyakit telah mencapai tahap lanjut.

  • Batuk pada perokok yang terus menerus atau menjadi hebat
  • Batuk pada bukan perokok yang menetap sampai dengan lebih dari dua minggu
  • Dada, bahu atau nyeri punggung yang tidak berhubungan terhadap nyeri akibat batuk yang terus menerus
  • Perubahan warna pada dahak
  • Meningkatnya jumlah dahak
  • Dahak berdarah
  • Bunyi menciut-ciut saat bernafas pada bukan penderita asma
  • Radang yang kambuh
  • Sulit bernafas
  • Nafas pendek
  • Serak
  • Suara kasar saat bernafas


Selain dari itu juga barangkali tanda-tanda dan gejala-gejala disebabkan oleh penyebaran kanker paru pada bagian tubuh lainnya. Tergantung pada organ-organ yang dirusak.
- Kelelahan kronis
- Kehilangan nafsu makan
- Sakit kepala, nyeri tulang, sakit yang menyertainya
- Retak tulang yang tidak berhubungan dengan luka akibat kecelakaan
- Gejala-gejala pada saraf (seperti: cara berjalan yang goyah dan atau kehilangan ingatan sebagian)
- Bengkak pada leher dan wajah
- Kehilangan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya

Pencegahan Kanker Paru
Cara utama untuk seseorang mengurangi risiko terkena kanker paru adalah berhenti merokok. Seseorang perokok yang telah berhasil berhenti 10 tahun lamanya berarti telah dapat menurunkan risiko 30 -50 persen untuk terkena kanker paru.

Usaha pencegahan kanker lainnya adalah dengan menjaga imunitas tubuh melalui pola hidup sehat (olahraga teratur, tidur cukup, hidup bebas stress serta pola makan sehat).

Selain itu, juga bisa dibantu dengan memberikan natural supplemen yang tepat bagi tubuh.

Baru-baru ini (Juni 2009) kita dikejutkan dengan hasil penelitian penelitian terkini yang memberikan adanya bukti-bukti yang kuat beta karotene (yang terkandung dalam kebanyakan multivitamin) dapat meningkatkan resiko terkena kanker paru.

Bila Anda seorang perokok aktif menahun, atau tergolong beresiko tinggi (GRT) terkena kanker paru-paru dan Anda sedang mencari alternative natural suplemen, dalam hal ini Typhonium Plus dapat membantu mempercepat proses detoksifikasi racun-racun yang sudah lama terdapat dalam tubuh Anda akibat asap rokok.

Typhonium Plus merupakan ramuan herbal alami yang secara khusus diformulasikan untuk pencegahan dan membantu pengobatan kanker/tumor dengan komposisi utama ekstrak Typhonium flagelliforme (Keladi Tikus).

Typhonium flagelliforme (nama lain : Keladi Tikus/Rodent Tuber/Laoshu Yu) sendiri merupakan tanaman herbal yang sudah lama dikenal orang memiliki khasiat sebagai agen detoksifikasi yaitu membersihkan racun dalam tubuh, melancarkan berkemih, membersihkan sistem pencernaan, meningkatkan nafsu makan serta mengembalikan vitalitas tubuh yang hilang.