Rabu, 09 Februari 2011

Fenomena Jasa Tukang Emas di Kompleks Keraton Kasunanan

Solo - Jika anda melintasi jalan yang menuju kompleks Keraton Kasunanan Surakarta, mulai dari arah Alun-alun hingga berputar ke arah Pasar Klewer. Pasti akan anda jumpai berjejer orang yang duduk sembari menunggu dengan lapak kecil yang hanya memuat untuk satu orang.

Ya, mereka adalah para penjual jasa tukang emas. Mereka menyediakan jasa dengan cara membeli emas atau logam mulia dari orang lain yang ingin menjualnya. Dengan bermodal timbangan logam yang berada di suatu lemari kecil berbentik kotak, mereka dengan senantiasa menunggu orang lain datang menjual logam mulianya.

Salah satunya adalah Supardi (55), warga asal kampung Gajahan RT. 02 / V ini merupakan tukang penimbang emas yang sudah mulai usaha sejak tahun 1983. Pada awalnya ia berdagang di daerah dalam kompleks lapangan alun-alun, namun setelah alun-alun dipugar dan sekelilingnya dipagari, ia pun pindah ke sepanjang jalan akses masuk ke Keraton.
Supardi menjual jasanya dengan cara membeli emas atau logam dari orang lain, lalu ia menyepuhnya dan menjualnya kembali kepada para juragan toko emas yang tersebar di daerah sepanjang jalan Coyudan. Setiap harinya, Supardi berdagang mulai pukul 08.30 hingga 15.30. Ia juga mengaku setiap bulannya mampu mendapatkan laba hingga 2 juta setiap bulannya. Menurutnya harga emas saat ini mampu menembus harga Rp 350.000,00 per gramnya.

Supardi mengeluhkan sikap Pemerintah kota Surakarta yang tidak mempedulikan nasib para penimbang emas, menurutnya Pemerintah tidak adil. “Jika ada orang pendatang yang berjualan produk lain diberikan tempat tersendiri, namun para penimbang emas yang sudah puluhan tahun berdagang justru malah diusir” ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar