Selasa, 22 Februari 2011

Perawat Kesehatan Bisa Buka Praktek Mandiri Seperti Dokter dan Bidan

Perawat kesehatan pada era sekarang ini, tidak lagi identik dengan pembantu dokter seperti masa lalu. Eksistensi dan kredibilatasnya, diakui berbagai kalangan telah maju dan berkembang menjadi kelompok profesional. Tenaga keperawatan sekarang, tidaklah beda dengan profesi seorang bidan atau dokter, bisa membuka tempat praktek pelayanan perawatan kesehatan. Bahkan sekarang, banyak sudah yang menyandang sarjana S1 atau Doktor.
Hal ini disampaikan Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Bandung, Wawan Hernawan S.Pk ketika silaturahmi dan audiensi dengan Walikota Bandung, H. Dada Rosada SH, M.Si, di Bumi Kitri, Jalan Cikutra Bandung, Kamis (13/3/09). Dihadiri Ketua Komisi D DPRD, Drs. H. Kadar Slamet dan Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Bandung, dr. H. Gunadi S Bhinekas.
Wawan menuturkan, anggota PPNI Kota Bandung saat ini beranggotakan lebih dari 3.500 orang tersebar di rumah-rumah sakit pemerintah, swasta, TNI, Polri, Puskesmas dan lembaga-lembaga pendidikan keperawatan, 90 % diantaranya telah berkeluarga.
"Ini merupakan potensi yang dapat membantu kebijakan pembangunan Pemkot sebagai tenaga promosi kesehatan, memajukan, mengembangkan dan memantapkan Bandung Sehat 2007 karena visi dan misi PPNI selaras ,” kata Wawan yang merasa bangga, profesi keperawatan di Indonesia sekarang, telah mendapat perhatian besar dari Pemerintah Pusat, dengan adanya kotak tersendiri pada salah satu Dirjen di Departemen Kesehatan RI.
Walikota mengatakan, dalam perspektif makro, aspek kesehatan merupakan modal berharga menjadikan manusia memiliki harkat, derajat dan martabat. Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar, selain pendidikan, sandang dan perumahan. Kesehatan menjadi salah satu indikator Indeks pembangunan Manusia (IPM).
Untuk tercapainya sasaran dan target pembangunan bidang kesehatan ini, dikatakan walikota, diperlukan kesadaran kolektif masyarakat, yang secara sadar, mandiri dan terorganisir dapat melakukan upaya meningkatkan derajat kesehatannya disamping peran Pemkot sendiri melakukan terobosan dalam pelayanan kesehatan.
Walikota yakin, usaha pembangunan kesehatan di Kota Bandung akan lebih efektif, jika didukung segenap elemen masyarakat termasuk PPNI. Diharapkan menjadi agen penggerak untuk meningkatkan kualitas dan derajat kesehatan masyarakat, melalui aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Eksistensi PPNI ditengah masyarakat, dikatakan walikota, selain ditentukan seberapa besar rasa bangga dan komitmen anggota menjalani profesi dengan baik, tapi juga harus mampu menjalin kerjasama dengan organisasi lain termasuk dengan Pemkot.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar