Rabu, 09 Februari 2011

Rakyat Pendukung Timnas Indonesia

Jakarta - Pecinta sepakbola sejati dan rakyat adalah yang paling jujur dan ikhlas mendukung Timnas. Mereka tak berharap timnas menang untuk mereka, apalagi memanfaatkan kemenangan timnas untuk mereka.

Sebaliknya mereka hanya ingin turut merasakan kemenangan tim, belajar tentang kerja keras, sportivitas, kewiraan, profesionalisme, kekompakan, harga diri, disiplin, dan prestasi.

"Mau menang atau kalah tetap Indonesia," kata Nurhadi Kurniawan, siswa STM asal Sumedang, yang menghabiskan masa liburannya dengan menonton seluruh pertandingan yang dijalani Indonesia dalam Piala AFF, termasuk mengikuti pertandingan langsung di Gelora Bung Karno.

Jangan anggap anak-anak muda dan rakyat biasa seperti Nurhadi tidak kritis pada keadaan. Jika pun mereka tidak bersuara, itu karena mereka hanya pada fokus pada tiga hal, yaitu timnas, permainan timnas, dan pemain timnas.

Tapi jika Anda tanyakan kepada mereka tentang pihak-pihak yang membonceng ketenaran dari sukses timnas, maka tak ada seorang pun dari mereka yang rela timnas mereka dieksploitasi seperti itu.

Bun Heryanto misalnya. Pegawai swasta di Jakarta ini mengkritik PSSI yang mengintervensi fungsi pelatih Alfred Riedl.

"Masa waktunya berlatih malah diajak makan-makan, ada PSSI lagi," kata Bun mengkritik undangan makan-makan dari seorang ketua umum partai politik besar Tanah Air.

Bahkan Muhammad Fachrudin yang pengemudi bajay pun punya pandangan kritis seperti Bun, mengenai bagaimana seharusnya timnas harus diperlakukan. Orang Tegal ini menyayangkan terlalu banyaknya acara di luar konteks sepakbola yang mesti diikuti timnas, seperti doa bersama di sebuah pesantren di Jakarta Barat.

"Kekalahan kemarin mungkin disebabkan kecapean, termasuk karena terpaksa mengikuti doa bersama itu," kata Fachrudin.

Orang-orang biasa sepeti Bun, Fachrudin, dan Nurhadi, yang menjadi pendukung paling ikhlas Timnas ini juga mengecam politisasi timnas, yang diantaranya diperlihatkan dengan bentangan beberapa spanduk yang mengatasnamakan pihak tertentu pada putaran pertama pertandingan piala AFF di stadion Bukit Jalil, Minggu (26/12).

"Saya tidak pernah melihat spanduk bergambarkan Silvio Berlusconi di San Siro tuh," kata Prasetyo Utomo, seorang karyawan swasta di Depok, penggemar fanatik AC Milan. Silvio Berlusconi adalah Perdana Menteri Italia dan sekaligus pemilik raksasa sepakbola Italia, AC Milan.

Nurhadi menyambung, "Politik ya politik, sepakbola ya sepakbola, jangan dicampur-aduk dong," kata Nurhadi. Dan mereka merupakan pendukung sejati Timnas Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar